Moment indah bersama sahabat FKM UNIVET BANTARA.
Kegiatan ini berlangsung tepat tanggal 11 bulan Desember Tahun 2013.
Kegiatan pertama kali yang diadakan oleh kampus. Dan ini adalah Praktek Kerja Lapangan untuk yang pertama kalinya. Bagi saya kebersamaan pada kegiatan ini sangat terasa sekali. Di lokasi yang seperti puncak, kami sangat menikmati jalan bersama. Lelah tak terasa dengan diselingi canda ria dari teman-teman ketika berjalan di tanjakan yang tinggi.
Kegiatan ini merupakan kunjungan untuk mengenal vektor dan reservoir penyakit. Tempat yang kami gunakan untuk belajar yaitu di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor Dan Reservoir Penyakit, yang berada di kota Salatiga.
Tempatnya sejuk, bersih dan rindang dengan banyak pepohonan. Tempat ini juga sangat indah pemandangannya. Bahagianya kami dapat berfoto-foto pula di sana.
Awal acara pada kunjungan ini adalah presentasi sebagai pengantar sebelum dilakukan kegiatan, yaitu tentang nyamuk, oleh salah seorang presentan bernama ibu Umi Widyastuti, karyawati di kantor itu. Pada presentasi tersebut membahas tentang PENANGKAPAN NYAMUK, PEMBEDAHAN OVARIUM, PARASITOLOGI MALARIA dan TEKNIK IDENTIFIKASI PEMBEDAHAN NYAMUK.
Setelah acara presentasi selesai, kemudian dilanjutkan dengan acara parasitologi malaria. Kami diarahkan menuju laboratorium penelitian. Pada penelitian ini, kami mempelajari tentang sediaan darah. Bagaimana pembuatannya, asal sediaan darah, kualitas sediaan darah, faktor-faktor penentu mutu sediaan darah, dan lain-lain.
Kegiatan selanjutnya adalah teknik identifikasi pembedahan nyamuk. Pada kegiatan ini, kami juga diarahkan menuju laboratorium, tetapi laboratorium khusus untuk pembedahan. Kami sangat antusias dalam mengikuti kegiatan yang satu ini. Pada kegiatan ini, kami mempelajari tentang klasifikasi nyamuk, morfologinya, teknik pembedahannya dan lain-lain. Sehingga kami bisa membedakan antara nyamuk betina dan nyamuk jantan.
Nyamuk betina memiliki alat penghisap yang panjang dan runcing agar dapat menembus kulit kemudian menghisap darah. Alat penghisap ini sangat terkenal dengan nama proboscis. Nyamuk betina menghisap darah karena ia membutuhkan protein darah untuk perkembangan benihnya.
Nyamuk jantan tidak menghisap darah, karena ia tidak memiliki alat penghisap yang runcing seperti yang dimiliki nyamuk betina. Nyamuk jantan hanya memiliki bentuk mulut yang panjang dan berbulu. Lantas bagaimana ia dapat mempertahankan hidupnya?
Nyamuk jantan memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu dengan makan sari bunga, buah atau cairan lain yang mengandung gula.
Dapat kita pastikan, bahwa selama ini nyamuk yang menyebarkan penyakit DBD, Cikungunya dan Malaria adalah nyamuk betina.
Dalam belajar morfologinya, kami dapat membedakan dan mengetahui ciri dari proboscis, palpus, scutellum, femur, tarsus dan bagian-bagian yang lain. Pada pembedahan ovarium, kami telah mengetahui berapa umur fisiologi dari nyamuk tersebut.
Nyamuk betina memiliki alat penghisap yang panjang dan runcing agar dapat menembus kulit kemudian menghisap darah. Alat penghisap ini sangat terkenal dengan nama proboscis. Nyamuk betina menghisap darah karena ia membutuhkan protein darah untuk perkembangan benihnya.
Nyamuk Betina Penghisap Darah |
Sumber :
Nyamuk jantan tidak menghisap darah, karena ia tidak memiliki alat penghisap yang runcing seperti yang dimiliki nyamuk betina. Nyamuk jantan hanya memiliki bentuk mulut yang panjang dan berbulu. Lantas bagaimana ia dapat mempertahankan hidupnya?
Nyamuk jantan memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu dengan makan sari bunga, buah atau cairan lain yang mengandung gula.
Nyamuk Jantan Memenuhi Kebutuhan Hidupnya Dengan Makan Sari Bunga Dan Buah. |
Sumber : Dari Sini
Dapat kita pastikan, bahwa selama ini nyamuk yang menyebarkan penyakit DBD, Cikungunya dan Malaria adalah nyamuk betina.
Dalam belajar morfologinya, kami dapat membedakan dan mengetahui ciri dari proboscis, palpus, scutellum, femur, tarsus dan bagian-bagian yang lain. Pada pembedahan ovarium, kami telah mengetahui berapa umur fisiologi dari nyamuk tersebut.
Kegiatan yang terakhir adalah uji produk anti nyamuk dan serangga. Pada kegiatan ini produk yang kami gunakan dalam pengujian adalah dalam bentuk lotion, semprot dan bakar. Beberapa serangga masih dapat bertahan hidup meski sudah disemprot obat, mereka hanya pingsan. Setelah dimasukkan ke dalam paper cup dan diselipkan kapas yang tercelup larutan gula 5-8% selama 24 jam, mereka akan aktif kembali, sehat kembali seperti sedia kala.
Contoh serangga di atas adalah kecoak yang bisa terbang seperti gambar di bawah ini.
Paper Cup yang berisi serangga/nyamuk |
Sumber :
gambar diperoleh dari http://insentif.ristek.go.id/PROSIDING/RT-2012-0439.htm
Kecoak |
Sumber :
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTVVtkRrgz0oE208pABb3afYmjzDbWNuxDU9tjg_z21Ly4lNIvF5Q
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTVVtkRrgz0oE208pABb3afYmjzDbWNuxDU9tjg_z21Ly4lNIvF5Q
Itulah catatan perjalanan ke Salatiga pada 11 Desember 2013. Bersama sahabat FKM UNIVET BANTARA Sukoharjo. Bermain dan belajar bersama adalah sesuatu yang menyenangkan.
Apik, ya? |
lalat dan nyamuk yang dibentuk menjadi logo Bakti Husada |